Cari Blog Ini

Senin, 14 Mei 2012

Spinal Cord Injury (SCI) dan CCS Central Cord Syndrome

CCS merupakan salah satu tipe dari Spinal Cord Injury (SCI). SCI dapat terjadi akibat berbagai proses patologis termasuk trauma. Apapun penyebabnya, SCI dapat menimbulkan kelainan motorik, sensorik maupun autonom yang signifikan. Trauma pada medula spinalis (termasuk di dalamnya CCS) menyebabkan timbulnya gejala klinis akibat respon terhadap injuri baik respon segera maupun respon lambat. Gejala klinis awal muncul sebagai akibat traksi dan kompresi pada medula spinalis, baik oleh tonjolan/fragmen tulang, herniasi diskus vertebralis maupun ligamen. Kerusakan vaskular dapat menimbulkan iskemia yang dapat memperparah injuri pada medula spinalis. Selain itu dapat terjadi ruptur akson dan membran sel saraf. Perdarahan mikro terjadi dalam beberapa menit setelah injuri di area gray matter dan dapat berkembang menjadi perdarahan masif dalam beberapa jam. Akhirnya terjadi hilangnya autoregulasi dan spinal shock yang mengakibatkan hipotensi sistemik dan memperparah iskemia pada jaringan otak. Iskemia, penumpukan produk meabolik yang toksik (misalnya penumpukan glutamate, penumpukan asam laktat yang terbentuk dari metabolisme anaerob akibat iskemia) serta perubahan elektrolit menyebabkan timbulnya respon lambat pada SCI. Selain CCS, manifestasi lain dari SCI adalah complete spinal cord transection syndrome, anterior cord syndrome, Brown-Sequard Syndrome, dan cauda equina syndrome. Central Cord Syndrome (CCS) adalah suatu kumpulan gejala akibat adanya cedera pada segmen servikal medula spinalis. Sindroma ini ditandai oleh adanya kelemahan pada ekstremitas atas dan bawah disertai oleh gangguan sensori dan berkemih. CCS sering terjadi pada orang tua, namun dapat juga terjadi pada golongan usia dewasa muda. Seperti tipe-tipe SCI yang lain, sebagian besar kasus CCS terjadi akibat trauma. Meskipun beberapa fungsi tubuh yang terganggu pada CCS dapat kembali normal setelah beberapa waktu, namun penanganan dan pengobatan yang tepat sangat dibutuhkan untuk mencegah kecacatan menetap pada pasien. Dengan demikian, selain pilihan terapi medika mentosa dan pembedahan, fisioterapi adalah modalitas terapi yang juga penting dalam penanganan CCS.

0 komentar: